Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2009

Kado Keranda

Kini aku hanya membayangkan, berapa peluru yang akan menembus tubuh bunda. Satu, dua, tiga, tujuh, sembilan, atau bahkan hingga berpuluh-puluh peluru. Bunda mungkin akan menggelepar-gelepar setelah peluru-peluru itu menembus dadanya, jantungnya, kepalanya, perutnya, dan seluruh anggota tubuhnya. Mungkin juga bunda akan meronta-ronta kesakitan, sedangkan kedua belah matanya tertutup kain. Kedua tangannya diikat erat. Kedua kakinya juga diikat tanpa ada kesempatan bergerak satu senti pun. Yang lebih mengerikan, darah yang keluar dari pori-pori tubuh yang ditembus peluru akan muncrat. Lalu mengubah warna tubuh bunda yang kecoklatan menjadi warna merah mengerikan. Lalu membasahi padang rumput tempat eksekusi mati itu dilakukan. ”Ah, tidaaakkk!!!!,” aku menjerit sambil menutup mulutku dengan bantal agar tak terdengar tetangga. Setelah palu hakim menentukan vonis hukuman mati, aku sempat menolak. Aku hanya minta agar diberi ruang diskusi dan dialog. Menurut hakim ketua, bunda seorang