Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2010

Orang-Orang Malang

Dor! Dor! Dor!Dor! Empat buah peluru menembus tubuh kakak kandungku, Mas Rizal. Darah muncrat dari dada dan kepalanya. Kemudian tubuhnya tersungkur mencium tanah. Seluruh tubuhnya dipenuhi darah. Nyawanya melayang setelah bunyi dor yang keempat keluar dari moncong pistolku. Sementara sopir pribadinya terlihat panik. Apalagi mereka hanya berdua. Entah mengapa, ibu, ayah, dan Mas Aldi tidak ikut menikmati liburan saat itu. Aku tidak mau tahu tentang hal itu. Yang penting aku bisa tersenyum setelah berhasil membunuh Mas Rizal. Kulihat wajah ibu begitu berduka ketika salah satu televisi menayangkan peristiwa itu. Ibu sangat menyayangkan salah satu putranya meninggal secara tidak wajar. Sebagaimana ibu, Mas Aldi juga merasakan duka yang sangat mendalam. Baginya, terlalu banyak kenangan indah yang sulit dilupakan. Ketika masih kecil, Mas Rizal dan Mas Aldi selalu bermain perang-perangan dengan peralatan pistol-pistolan, mobil-mobilan, rumah-rumahan, dan tank yang terbuat dari plastik.