Postingan

Menampilkan postingan dari 2006

Duka Malam Tahun Baru

Malam masih menyisakan gerimis setelah hujan mengguyur bumi sore tadi. Mendung masih menutupi wajah langit, sebagaimana mendung yang menggantung di langit bola mata perempuan bernama Anita. Kedua bola mata Anita juga menurunkan gerimis. Ia tak tahu mengapa hal itu terjadi. Seharusnya, malam ini ia bisa menyaksikan tebaran kembang api di alun-alun kota bersama sang suami. Namun, apa boleh buat, kemarin lusa sang suami harus berurusan dengan polisi. “Maafkan aku, sayang! Malam ini aku tak bisa menemanimu bertahun baru di alun-alun kota.” Anita membayangkan suaminya mengeluarkan kata-kata itu. Sambil menatap baju-baju suaminya yang menggantung, Anita terus merangkai dialog. Ya, dialog satu arah. “Janganlah kau kecewa, sayang! Rayakanlah malam tahun baru dengan anak-anak dan orang-orang yang juga ikut menyaksikan tebaran kembang api sambil meniup terompet. Jangan pedulikan aku! Ayo, berangkatlah! Jangan mengurung diri di kamar. Jangan bersedih hati!” Anita terus merangkai kata-kata