Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2004

Taman Bunga yang Berduka

Pagi ini aku masih menatap sekuntum mawar merah di sebuah taman dekat alun-alun kota. Pagi ini aku juga masih mencoba mengingat kembali kenangan bersamamu dulu, mengitari taman bunga, memetiknya, kemudian saling mengejar. Dua ekor kupu-kupu pun ikut berkejaran seakan menyindir tingkah laku kita di saat merajut benang asmara. Tapi itu dulu. Sebelum aku memberikan cincin tanda pertunangan pada jari manismu. Sebelum kita berikrar setia sehidup-semati di depan pak penghulu. Entah mengapa. Pagi ini tiba-tiba aku ingin bertemu denganmu di taman ini. Sebuah taman yang banyak menyimpan cerita dan suka tentang kita. Sebuah taman yang telah banyak menumbuhkan benih-benih cinta di antara kita. Sebuah taman yang mungkin juga merasakan duka ketika ia melihat kita duduk berdua di bangku ini, sedangkan hati kita tidak lagi menyatu.             “Berdosakah aku jika aku masih mengawali perkataanku dengan kata ‘sayang’?” tanyaku.             “Bukan masalah dosa atau tidak. Tapi aku sudah jadi mi