Postingan

Menampilkan postingan dari 2004

Taman Bunga yang Berduka

Pagi ini aku masih menatap sekuntum mawar merah di sebuah taman dekat alun-alun kota. Pagi ini aku juga masih mencoba mengingat kembali kenangan bersamamu dulu, mengitari taman bunga, memetiknya, kemudian saling mengejar. Dua ekor kupu-kupu pun ikut berkejaran seakan menyindir tingkah laku kita di saat merajut benang asmara. Tapi itu dulu. Sebelum aku memberikan cincin tanda pertunangan pada jari manismu. Sebelum kita berikrar setia sehidup-semati di depan pak penghulu. Entah mengapa. Pagi ini tiba-tiba aku ingin bertemu denganmu di taman ini. Sebuah taman yang banyak menyimpan cerita dan suka tentang kita. Sebuah taman yang telah banyak menumbuhkan benih-benih cinta di antara kita. Sebuah taman yang mungkin juga merasakan duka ketika ia melihat kita duduk berdua di bangku ini, sedangkan hati kita tidak lagi menyatu.             “Berdosakah aku jika aku masih mengawali perkataanku dengan kata ‘sayang’?” tanyaku.             “Bukan masalah dosa atau tidak. Tapi aku sudah jadi mi

Aku, Zidah, dan Ira

Sejuknya suasana Fakultas Sastra Universitas Jember membuat aku betah menjalani kehidupanku sehari-hari. Aku bisa berkenalan dengan mahasiswa dari berbagai daerah; Madura, Sumatera, Banyuwangi, dll. Aku juga bisa berkenalan dengan para dosen dan bercerita banyak tentang budaya asli daerahku; Yogyakarta. Aku sedikit ciut ketika aku tahu bahwa rata-rata dosenku pernah kuliah di Universitas Gadjah Mada dan mengenal banyak tentang budaya Yogya. Setahun kemudian aku berkenalan dengan seorang mahasiswi MIPA jurusan biologi. Aku tertarik dia karena dia suka bercerita sebagaimana aku suka menulis cerpen. Namanya Zidah. Dia berasal dari Lamongan dan pernah nyantri di Gresik selama enam tahun. Pada awal tahun baru, aku sengaja mengajaknya makan di sebuah restoran   dekat Matahari Dept. Store . Kebetulan kami suka menu makanan yang sama walaupun minumnya berbeda. Dia suka es jeruk sedangkan aku lebih suka minum kopi susu. Minggu pagi selepas mengitari alu-alun aku mengatakan bahwa mingg